https://images.unsplash.com/photo-1592503254549-d83d24a4dfab?ixid=MnwxMjA3fDB8MHxwaG90by1wYWdlfHx8fGVufDB8fHx8&ixlib=rb-1.2.1&auto=format&fit=crop&w=1000&q=80

Sumber gambar : Unsplash

Tanpa bisa dihindarkan, digitalisasi telah mengubah wajah pasar dagang, mungkin untuk selamanya. Sejak diperkenalkan lebih dari sepuluh tahun lalu, konsep jual-beli online semakin terasa wajar dari hari ke hari. Belakangan, sudah menjadi hal yang lumrah bagi siapa saja untuk membeli pulsa listrik, membayar hutang, hingga memborong barang diskonan lewat platform perdagangan online yang disebut juga dengan e-commerce platform. Semua bisa dilakukan dengan sekali klik.

Sayangnya, dalam hal mengembangkan bisnis di platform online, UMKM di Indonesia masih banyak ketinggalan. Sebagian besar masih lebih senang berjualan secara offline dengan berbagai dalih. Sebenarnya, seberapa penting sih peran e-commerce bagi bisnis kita? Dan berapa banyak keuntungan yang bisa kita raih darinya?


Menelaah Pentingnya E-commerce Untuk UMKM

Baik kaum tua, muda, atau generasi berapapun, saat ini sudah lihai menggunakan platform e-commerce untuk berbelanja. Bagi sobat UKM yang sudah memiliki toko offline, tak ada salahnya untuk memberanikan diri membuka lapak di platform online. Salah satu pemilik bisnis yang sudah berpengalaman menjalankan e-commerce adalah Resi Fahma, pemilik lapak online Essen Furniture dan Essen Baby.

Baca Juga : Apa Itu E-Commerce?

Awalnya, Resi merupakan seorang jurnalis di bidang ekonomi dan bisnis. Setelah beberapa tahun melakoni profesinya ini, ia banyak berdialek dengan pengusaha-pengusaha besar, sebelum akhirnya memutuskan untuk berdagang. Sejak awal berbisnis, Resi memang sudah memilih untuk menjalankan bisnisnya melalui platform online. Alasannya sederhana, lewat platform online, barang dagangannya bisa dijangkau oleh pelanggan di berbagai daerah, bahkan hingga pelosok Indonesia.

Selain itu, menurut Resi, ada lima alasan kenapa ia memilih platform e-commerce sebagai media berdagang, yaitu :

  • Biaya yang murah
  • Pasar yang luas dengan potensi pembeli besar
  • Proses transaksi praktis
  • Terbilang cukup aman, baik bagi penjual maupun pembeli.
  • Pemasaran bisa berulang dengan hanya bermodal sekali posting, artinya produk kita akan terus ada di platform tersebut.

Resi sendiri mengibaratkan e-commerce layaknya pasar Tanah Abang. “Kita punya kios, pedagang yang paling laku memang biasanya ditaruh di depan, tapi pedagang di kios belakang juga punya kesempatan yang tak kalah besar,” ujarnya. Artinya, sesama penjual memiliki kesempatan yang sama, tergantung cara promosinya. Apalagi, setiap pengguna platform e-commerce meng-klik suatu barang, akan selalu muncul saran tentang barang-barang serupa yang bisa menggiring pelanggan untuk mampir ke lapak kita pada akhirnya.

Baca Juga : Mengenal Berbagai Jenis Platform E-Commerce Untuk UKM

Tiga Alasan Keuntungan Menggunakan E-commerce Bagi Bisnis

  1. Brand Exposure : Puluhan juta orang mengunjungi e-commerce setiap harinya. Dari 143 juta pengguna internet di Indonesia, 86% di antaranya membeli produk di e-commerce. Jika kita punya produk yang ditampilkan di e-commerce, tentu hal ini dapat membantu kita dalam menguatkan brand exposure produk.
  2. Demand Generator : Setiap harinya, jutaan orang melakukan pembelian di platform e-commerce. Ini membuktikan e-commerce bisa jadi saluran penjualan paling penting bagi bisnis kita.
  3. Operational Efficiency : Berbagai fasilitas yang tersedia di platform e-commerce, seperti foto produk, customer care, chat, gudang, dll dapat membuat pengelolaan usaha kita lebih efisien. Serta memudahkan komunikasi kita dengan calon pembeli. Meskipun posisi usaha kita ada di satu kota saja, namun bisa menjangkau pelanggan dan pembeli di seluruh Indonesia.

Tiga Langkah Untuk Berjualan di E-commerce

Menjadi sukses dengan berjualan online di kanal perdagangan e-commerce bisa dicapai dengan strategi bisnis yang matang. Selama beberapa tahun terakhir, perkembangan pasar di platform online semakin pesat dan semakin ramai. Alhasil, banyak aturan-aturan baru, baik tertulis maupun tak tertulis—yang sudah terlanjur berlaku. Jika seseorang adalah pemain lama, tentu sudah terbiasa. Namun, bagi teman-teman UKM yang baru saja ingin membuka bisnis berbasis jualan online, berikut adalah tiga hal dasar yang harus dilakukan untuk menjalankan toko :

1. Planning

  • Riset produk dan pasar

Kenali produk kita, apakah ada yang wujudnya serupa dan berapa harga pasarannya, siapa saja pesaingnya, produk apa yang tengah menjadi tren, dan siapa saja yg bisa jadi sasaran produk ini. Tentukan juga keahlian dan kekuatanmu, jangan hanya ikut-ikutan. Kenali karakter pembelimu. Menurut Resi, karakter pembeli di Shopee adalah gemar belanja sekaligus semua hal kebutuhan di satu toko langsung. Misal mereka ingin belanja kebutuhan bayi, mereka lebih suka praktis dari satu toko saja. Sementara di platform lain, seperti Tokopedia dan Lazada, pembeli cenderung hanya membeli satu barang, yang memang sudah ingin dibelinya sejak awal.

Baca Juga : Membedah Platform E-Commerce untuk UKM Ekspor

  • Pasang target

Pasanglah target penjualan atau perkembangan tertentu untuk usaha kita. Misalnya saja, targetkan berapa produk yang harus terjual dalam sebulan. Jangan lupa buat pula rencana tentang apa yang harus dilakukan jika target tidak tercapai. Atau misalnya sudah laku banyak, tapi kok segini-segini saja, tidak berkembang, akhirnya harus pasang target yang lebih tinggi, harus inovasi bagaimana. Variasi produk, jangan yang itu-itu saja. Resi sendiri menargetkan setiap beberapa bulan, harus ada barang baru di tokonya. Tren tidak akan bertahan lama, harga juga naik-turun mengikuti tren itu. Kita harus pinter-pinter cari produk dan inovasi.

2. Action

  • Unggah barang dagangan di platform online dan sabar

Konten yang memuat barang dagangan harus lengkap deskripsinya, mulai dari ukuran produk, bahan, tanggal kadaluwarsa (jika ada), dan lain sebagainya. Jangan lupa mengunggah foto hasil jepretan sendiri dari barang dagangan teman-teman. Umumnya., calon pembeli akan lebih percaya dengan foto produk yang diambil sendiri oleh penjual, ketimbang yang didistribusikan oleh pabrik.

  • Promosi

Ada berjuta cara untuk mempromosikan produk kita di e-commerce. Mulai dari membuat iklan, rajin mengunggah story, feed, dan jangan lupa siaran langsung. Yang terakhir memang butuh waktu dan usaha lebih, namun hal ini juga efektif. Terakhir, jangan lupa juga untuk menautkan media social kita dengan tautan langsung ke lapak e-commerce.

  • Hadirkan nilai tambah pada produk kita (added value)

Hal ini penting, terutama jika kita menjual produk yang sangat pasaran, alias ada di mana-mana. Dengan bahan yang sama dan harga yang setara, kita harus menawarkan sesuatu yang hanya ada di produk kita. Contohnya, Resi sering membuat hampers, yang berisi barang-barang bayi seperti selimut yang dicampur dengan sepatu atau baju bayi, lalu dikemas manis dengan kotak atau kemasan lain yang menarik. Hampers ini bisa dijadikan kado, ataupun ucapan selamat kelahiran. Hampers juga bisa diwujudkan dalam berjualan produk lain yang tematik, misalnya perlengkapan solat, kerudung dan gamis, serta paket buku-buku.

Baca Juga : Tips Bersaing di Perdagangan Digital Ala Para Pebisnis Muda

  • Jadilah seller yang ramah

Sebisa mungkin, cepatlah dalam merespon pertanyaan atau komplain dari pelanggan. Saat pelanggan nyaman berkomunikasi dengan kita, nantinya mereka pasti akan kembali belanja di lapak kita. Untuk chat sendiri, di Shopee batas untuk merespon itu minimal 12 jam.

  • Maintain good product and good service

Perihal ketepatan dan kecepatan pengiriman sangat krusial dalam berjualan online. Usahakan waktu pengemasan dan pengiriman cepat dan tepat. Posisikan juga diri kita sebagai pembeli, pasti juga kesal kalau barangnya tunda kirim atau lama dikemas.

3. After Sales

  • Review

Di e-commerce, penjual tidak bisa otomatis lepas tangan saat proses jual-beli selesai. Ada hal-hal yang tetap harus dimonitor, salah satunya adalah review. Ada dua jenis review yang harus teman-teman perhatikan : (1) review internal, dilakukan ke dalam tim kita tentang strategi penjualan, seperti konten, iklan, inovasi produk, dan sebagainya. Ini bisa jadi evaluasi dan jadi jalan meningkatkan kualitas produk, mencari tahu apa yg salah atau kurang dari produk kita. Selalu lihat review pelanggan, apa saja yang harus diperbaiki atau justru ditingkatkan. Jangan lupa, cek juga produktivitas dan efektivitas pegawai dan tim pengemasan barang (2). Review eksternal (dari luar) di mana kita harus usahakan penilaian buruk pun bisa jadi penilaian baik. Jangan sampai membuat calon pembeli ragu, usahakan pelayanan dan produk menghasilkan bintang lima.

  • Jaga kepercayaan pembeli

Di arena perdagangan daring, kepercayaan dan kepuasan pembeli adalah keutamaan. Jikapun pelanggan adalah tipe yang cerewet dan sering emosi, teman-teman harus sabar menghadapinya. Usahakan review dari pelanggan bagus. Menurut Resi, tidak masalah jika kita mematok harga yang sedikit lebih mahal, asalkan pelayanan bagus dan pengiriman terjamin (memakai bubble warp dan kardus). Dibandingkan harga murah tapi barang datang kondisinya buruk.

Baca Juga : Teknik Analisa Peluang Pasar di Shopee


Lalu, bagaimana cara memulai berjualan daring lewat e-commerce?

Sebenarnya, di era digital seperti sekarang, untuk berbisnis lewat e-commerce tidak perlu melalui proses yang ruwet. Setidaknya, ada tiga sarana yang bisa kita pakai jika ingin berjualan secara daring. Sarana pertama adalah marketplace online, seperti Tokopedia, Bukalapak, Lazada, Shopee, Blibli.com, OLX, hingga Kaskus. Untuk membuka toko di pasar-pasar daring tersebut, teman-teman UKM bisa langsung :

  1. Mengunduh aplikasinya atau mengunjungi website (Tokopedia, Bukalapak, Lazada, dan sebagainya).
  2. Melakukan pendaftaran dengan klik kotak “Daftar”, atau ikuti petunjuk pendaftarannya.
  3. Melengkapi dokumen yang diminta, seperti keterangan identitas (KTP) hingga NPWP untuk memastikan keaslian dan keamanan pelapak.

Jika semua sudah dilakukan, teman-teman cukup menunggu e-mail atau SMS konfirmasi dari marketplace online yang bersangkutan. Saat sudah divalidasi, maka toko kita akan otomatis muncul, dan teman-teman bisa mulai mengisi toko dengan informasi produk-produk yang dijual sebelum membuka toko.

Sarana yang kedua adalah website penjualan sendiri. Saat ini, sudah banyak pebisnis yang membuat alamat website khusus untuk berjualan secara daring. Untuk membuatnya, teman-teman bisa memanfaatkan jasa website gratis seperti WordPress, ataupun yang lainnya seperti Niagahoster dan TokoTalk.

Sarana yang terakhir adalah akun media sosial, seperti Instagram dan Facebook. Keduanya punya kelebihan tersendiri, dan teman-teman bisa mengunggah foto, gambar, serta keterangan lengkap produk di linimasa media sosial. Untuk ini, dibutuhkan kedisiplinan tinggi untuk mengatur konten agar informatif sekaligus menciptakan citra sempurna untuk brand kita. Pemesanan dan komunikasi dengan pelanggan, umumnya bisa dilakukan di kolom komentar maupun Direct Messaging (DM). Mudah, bukan?

Nah, setelah mengetahui banyak keuntungan berbisnis lewat e-commerce, Sahabat Wirausaha diharapkan dapat lebih menyadari pentingnya langkah ini bagi kesukesan bisnis kita. Dan karenanya, mulai bergerak untuk berjualan secara daring. Sebab, menembus pasar perdagangan online adalah salah satu cara UKM untuk naik kelas!

Sahabat wirausaha juga tonton yuk ulasan di webinarnya bertajuk “Memaksimalkan Kanal E-Commerce Untuk Meningkatkan Penjualan” dari APINDO UMKM Akademi, yang bisa diakses melalui link berikut.

Baca Juga : Seluk Beluk Analisa Peluang Pasar di Tokopedia


Referensi :

suara.com