SEGELAS KOPI DARI KOPI TULI

Kopi menjadi salah satu minuman yang sudah banyak dijadikan usaha di Indonesia, terutama oleh anak muda. Saat ini, di Indonesia sudah tidak sulit untuk menemukan kedai kopi yang nyaman untuk bersantai atau melakukan kegiatan seperti mengerjakan tugas, meeting, atau kegiatan lain.

Banyaknya kedai kopi di Indonesia membuat persaingan antar kedai kopi semakin tinggi. Harus memiliki perbedaan atau keunikan di antara kedai kopi lain apabila kedai kopi tersebut ingin lebih menonjol jika dibandingkan dengan kedai kopi lain.

Baca Juga: Peluang Pasar: Kedai Kopi

Baca Juga: Inclusive Business


Kopo Tuli: Menjadi Inklusif dan Unik

Terdapat salah satu kedai kopi di Indonesia yang memiliki perbedaan di antara kedai kopi lainnya. Kedai kopi tersebut bernama Kopi Tuli atau biasa disebut Koptul. Kopi Tuli didirikan oleh tiga anak bangsa yaitu Putri Sampaghita Trisnawinny Santoso, Mohammad Adhika Prakoso dan Tri Erwinsyah Putra. Mereka mendirikan Kopi Tuli sejak 12 Mei 2018 di Krukut, Depok.

Kopi Tuli ini memiliki keunikan yang berbeda dari kedai kopi lainnya. Seluruh pegawai di Kopi Tuli seperti kasir dan barista merupakan teman-teman tuli. Sehingga Kopi Tuli dapat menjadi suatu wadah untuk menjembatani antara teman tuli dengan teman dengar untuk saling berkomunikasi melalui bahasa isyarat.

Baca Juga: Membangkitkan Bisnis Kopi Lewat Jaringan Warkop Nusantara

Walaupun sempat ragu karena ide bisnis kopi ini dimulai dari hobi Dhika yang menyukai kopi, namun akan banyak pesaing karena sudah banyak kedai kopi. Namun, Putri dapat menenangkan Dhika dengan memiliki ide keunikan untuk bisnis kopi mereka, yaitu dengan konsep pemberdayaan teman tuli.

Hal ini dikarenakan, masih rendahnya ketersediaan lapangan kerja untuk teman-teman tuli. Selain itu, di Kopi Tuli tidak hanya menyediakan minuman saja, tapi ada beberapa pilihan camilan. Selain itu menu minuman di Kopi Tuli dibuat unik dan berkaitan dengan alam, seperti salah satunya menu daun susu, tanah susu.

Keunikan ide dari kedai kopi ini muncul karena menurut Putri, ia dan kedua teman lainnya dipertemukan oleh alam. Selain itu, untuk membuat ketertarikan dari pelanggan sehingga muncul pertanyaan dari pelanggan dan terjadi interaksi antara keduanya.

Baca Juga: Bale Kopi Gucialit : Menabung Kopi Demi Kesejahteraan Petani

Bukan tanpa alasan Putri, Dhika, dan Erwin mendirikan Kopi Tuli. Kopi Tuli sebagai salah satu bentuk kekecewaan mereka karena mereka yang memiliki keterbatasan sudah mengalami penolakan dari berbagai perusahaan untuk bekerja di perusahaan tersebut. Selain itu, mereka ingin memiliki bisnis kopi bersama dan juga dapat membantu teman tuli mereka.

Dengan berdirinya Kopi Tuli, dapat menjadi bukti bahwa teman tuli juga memiliki potensi dan bisa bekerja seperti yang lainnya. Selain itu, pengunjung yang datang juga diajak untuk belajar bahasa isyarat dan berinteraksi dengan para staf di Kopi Tuli.

Ini menjadi alasan mengapa di Kopi Tuli tidak tersedia koneksi WIFI. Kopi Tuli juga memperlihatkan nuansa kafe kekinian, jadi cocok banget buat anak muda untuk bersantai ataupun berkegiatan lain yang bisa dilakukan di Kopi Tuli.

Sejak berdirinya Kopi Tuli, ini meningkatkan semangat difabel lain karena memotivasi untuk dapat hidup mandiri seperti manusia lain. Selain itu penyetaraan hak disabilitas pun meningkat dan apresiasi terdapat disabilitas pun meningkat.

Baca Juga: Mengintip Peluang Cuan Bisnis Lestari dengan Mengolah Sampah Ampas Kopi dan Teh

Para pendiri Kopi Tuli berharap para organisasi atau perusahaan yang masih memandang sebelah mata disabilitas, untuk berani mempekerjakan dan tidak takut memberdayakan ataupun melibatkan para disabilitas. Teman-teman disabilitas memiliki hak yang sama. Semangat yang tinggi dari Putri, Dhika, dan Erwin membuat mereka berhasil membangun bisnis kopi ini dan dapat menarik perhatian masyarakat.

Teman tuli telah mengikuti pelatihan tentang kopi mulai dari pengenalan kopi, penggunaan mesin pembuatan kopi, teknik hingga manajemen kedai kopi untuk memperdalam pengetahuan tentang kopi. Terdapat tantangan dibalik berdirinya Kopi Tuli ini, seperti potensi miskomunikasi antara teman tuli dengan pengunjung.

Terkadang teman tuli sulit memahami keinginan pengunjung yang bicara terlalu cepat, karena teman tuli membaca bibir pengunjung. Namun, hal ini tidak menyurutkan keinginan ketiga anak muda tersebut untuk membangun usaha yang dapat mengembangkan kreativitas dan keahlian teman tuli lainnya.

Semangat dan kegigihan yang dimiliki oleh Putri, Dhika, dan Erwin berhasil membawa kedai kopi mereka berkembang dengan baik. Hal ini terbukti dengan adanya cabang kedua Kopi Tuli yang telah dibuka. Sehingga saat ini, Kopi Tuli memiliki dua cabang. Cabang pertama terletak di Kukusan, Depok dan cabang kedua terletak di Duren Tiga.

Dalam membuka bisnis kopi ini, diperlukan ketekunan dari Putri, Dhika, dan Erwin. Mereka harus belajar secara otodidak mengenai ilmu ekonomi, pengetahuan tentang kopi, termasuk kursus untuk menjadi barista. Dengan adanya dua cabang Kopi Tuli, mereka dapat mempekerjakan teman-teman tuli di kedua cabang Kopi Tuli untuk dapat hidup mandiri dari sisi ekonomi.

Baca Juga: Aroma Segar Bisnis Kopi Indonesia Dari Hulu ke Hilir

Tidak hanya keberhasilan yang akan dilewati pada setiap usaha, namun juga kegagalan. Putri, Dhika, dan Erwin menjadi salah satu pemilik Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang terdampak saat pandemi Covid-19 di awal tahun 2020. Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia di awal tahun 2020 yang mengharuskan masyarakat untuk tinggal di rumah dan membatasi pergerakan masyarakat, membuat Kopi Tuli harus tutup sementara.

Hal ini membuat ketiga pemilik kedai kopi tersebut harus memutar otak untuk memikirkan apa yang bisa dihasilkan dari usaha mereka selama Kopi Tuli tutup. Akhirnya, mereka mendapatkan ide untuk dapat menghasilkan sesuatu dari usaha mereka. Mereka melakukan aktivitas lain yaitu mengajar bahasa isyarat dan terlibat dalam pembuatan suatu film.

Dengan adanya semangat mereka yang tidak padam walaupun harus melewati berbagai ujian salah satunya pandemi Covid-19, memperlihatkan bahwa Kopi Tuli selalu dapat berbagi kebaikan dengan sesama dengan cara apa pun. Kopi Tuli kembali buka dengan melakukan kolaborasi dengan Setapak Rasa pada cabang pertama di Depok, dan tentu tidak lupa dengan mengikuti protokol kesehatan.

Adanya pandemi Covid-19 di Indonesia, membuat ketiga pemilik usaha Kopi Tuli ini harus membuat aktivitas atau program baru untuk dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat untuk orang lain. Putri, Dhika, dan Erwin membuat program baru yaitu mengajar Bahasa isyarat.

Baca Juga: Tips Memulai Bisnis Kedai Kopi

Program ini dijalankan bukan tanpa alasan, melainkan bertujuan untuk mempermudah komunikasi teman tuli dengan orang lain. Hal ini dikarenakan, dengan semakin banyak orang yang belajar bahasa isyarat, maka dapat mempermudah komunikasi teman tuli.

Program pelatihan ini dilakukan dengan konsep goes to school, kampus dan kantor untuk sosialisasi bahasa isyarat. Menurut Putri, sudah banyak masyarakat yang memiliki keinginan untuk belajar bahasa isyarat sehingga dapat berkomunikasi dan berinteraksi antara teman tuli dan teman dengar.

Selain program mengajar bahasa isyarat, Putri, Dhika, dan Erwin memiliki program lain yaitu pelatihan barista yang dibuka untuk teman tuli dan juga untuk umum. Hal ini ditujukan untuk menambah pengetahuan, peningkatan kreativitas, serta keahlian teman tuli ataupun yang lainnya.

Baca Juga: Cahaya Kecil dari Lereng Kawi

Epilog:

Menciptakan bisnis tidak selalu soal uang. Kopi Tuli memberikan sebuah inspirasi bahwa para teman tuli yang kurang beruntung dapat menjadi pekerja yang baik juga. Menjadi inklusif mungkin sulit bagi sebagian masyarakat dan pebisnis. Namun, Kopi Tuli berhasil membangun bisnis yang inklusif. Sahabat UKM, berikan peluang kepada pihak disabilitas agar bisnisnya semakin inklusif!

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.

Referensi:

  1. https://www.klobility.id/post/umkm-inklusi-mengenal-kedai-kopi-tuli-koptul
  2. https://www.gordi.id/blogs/updates/kopi-dan-isyarat-di-kopi-tuli
  3. https://www.voaindonesia.com/a/kedai-kopi-tuli-kampanyekan-kesetaraan-orang-orang-tuli-/5233549.html
  4. https://megapolitan.kompas.com/read/2019/05/08/11262521/koptul-racikan-kopi-teman-tuli-untuk-perjuangkan-kesetaraan?page=all
  5. https://kemenparekraf.go.id/rumah-difabel/Menikmati-Racikan-Kopi-dari-Barista-Difabel