Sahabat Wirausaha, kita tentu pernah merasakan bagaimana nilai tukar Rupiah begitu perkasa sampai mencapai kisaran Rp10 ribu terhadap Dolar AS. Namun dalam kondisi perekonomian yang mendadak sulit, nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS pun anjlok hingga menembus Rp14 ribu. Nah, melemahnya kurs Rupiah ini dalam dunia ekonomi kerap disebut sebagai depresiasi nilai tukar.

Baca Juga: Apa itu Angel Investor?

Dilansir Tokopedia, depresiasi nilai tukar terjadi ketika suatu mata uang mengalami penurunan nilai terhadap mata uang lainnya. Sehingga tidak hanya terjadi pada pasangan Rupiah dan Dolar AS saja, kondisi depresiasi juga bisa dialami oleh Yen Jepang terhadap Dolar AS, bahkan sampai mata uang dengan nilai tukar terbesar di dunia yakni Poundsterling Inggris terhadap Dolar AS.

Baca Juga: Apa itu Accrued Expense?


Apa yang Membuat Depresiasi Nilai Tukar

Saat depresiasi nilai tukar terjadi, tentu akan ada dampak yang dirasakan terutama bagi mereka para pelaku bisnis ekspor impor maupun yang terbiasa melakukan transaksi luar negeri. Lantas sebetulnya, apa sih penyebab dari melemahnya nilai tukar ini? Dilansir Cerdasco, setidaknya ada tiga faktor utamanya berikut ini:

  • Neraca perdagangan merupakan faktor pertama pemicu depresiasi nilai tukar. Saat terjadi defisit perdagangan di mana nilai impor lebih besar dari nilai ekspor, maka ini akan memicu depresiasi mata uang domestik
  • Faktor kedua pemicu depresiasi adalah inflasi domestik yang cukup tinggi. Imbasnya, barang-barang lokal jadi kurang bisa bersaing di pasar global yang akhirnya membuat permintaannya menurun
  • Suku bunga bank sentral sebuah negara karena berkaitan dengan kebijakan moneter ekspansif. Suku bunga domestik yang lebih rendah akan memperkecil selisih spread dengan suku bunga global, sehingga bukan tak mungkin para investor akan lebih memilih berinvestasi di luar negeri

Baca Juga: Menggunakan Mobile Banking Dalam Pencatatan Keuangan

Dengan dampak yang sedemikian rupa, penting bagi pemerintah untuk bersikap bijak saat terjadi depresiasi. Untuk itulah para pelaku bisnis harus lebih paham juga soal kondisi ini agar tidak mengalami kerugian.

Baca Juga: Seputar Cash on Delivery (COD) yang Wajib Diketahui

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.