Bisnis tanpa adanya permintaan, ibarat cinta yang bertepuk sebelah tangan. Kita sebagai pelaku bisnis telah menyediakan barang dan jasa dengan harapan bisa memenuhi kebutuhan konsumen, sayangnya konsumen justru mengabaikan karena merasa tidak membutuhkannya.

Nah, ini yang harus menjadi perhatian Sahabat Wirausaha sebelum memulai berbisnis. Pastikan konsumen yang kita sasar memiliki kebutuhan akan barang atau jasa yang akan kita tawarkan. Adanya kebutuhan, secara otomatis akan menciptakan permintaan.

Baca Juga: Mengenal Ragam Standar Global Kemasan dan Label

Bicara tentang permintaan dalam perspektif yang lebih luas, sekecil apapun segmen pasar yang dilayani, atau tingkat permintaan pasar yang mampu dipenuhi, Sahabat Wirausaha telah berkontribusi pada perolehan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Meski tanpa reward, tentu hal ini menjadi suatu kebanggaan tersendiri.

Hal ini dikarenakan total permintaan atas seluruh barang dan jasa yang diproduksi secara nasional memiliki pengaruh dan kontribusi terhadap laju pertumbuhan ekonomi negara. Inilah yang disebut dengan aggregate demand atau permintaan agregat. Apa itu permintaan agregat? Kita akan bahas selengkapnya. Jadi, tetap di halaman ini ya.

Baca Juga: Pentingnya Berjejaring dengan Supplier dan Kriteria Pemilihannya


Definisi Aggregate Demand

Aggregate demand atau permintaan agregat merupakan jumlah keseluruhan permintaan barang dan jasa akhir yang diproduksi dalam suatu perekonomian. Sebagai istilah makroekonomi, permintaan agregat merepresentasikan total permintaan barang dan jasa pada tingkat harga tertentu dalam periode tertentu.

Dalam jangka panjang, permintaan agregat sebanding dengan Produk Domestik Bruto (PDB). Keduanya merepresentasikan hal yang sama, yakni jumlah keseluruhan barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu perekonomian. Sebab itu, permintaan agregat dan PDB akan mengalami kenaikan atau penurunan secara bersamaan. Sementara dalam jangka pendek, permintaan agregat mengukur total barang dan jasa pada tingkat harga nominal tunggal, yang tidak disesuaikan dengan inflasi.

Baca Juga: Pengendalian Produksi

Permintaan agregat mencakup semua barang konsumsi, barang modal baik pabrik dan peralatan, ekspor, impor, termasuk program pengeluaran pemerintah. Selama barang-barang tersebut diperdagangkan pada nilai pasar yang sama, maka semua variabel pun dianggap sama.

Sesuai dengan hukum permintaan yang mengasumsikan bahwa determinan permintaan lainnya tidak berubah. Faktor determinan dari permintaan agregat ini meliputi pendapatan, harga barang atau jasa terkait, selera, dan harapan. Sementara untuk determinan jumlah pembeli dalam perekonomian dapat mempengaruhi permintaan agregat.

Baca Juga: Mengenal Standar K3 Untuk Produksi


Faktor-faktor yang Mempengaruhi Aggregate Demand

Setiap pelaku usaha pasti berharap bisnisnya memiliki tingkat permintaan yang tinggi, karena hal itu menunjukkan bahwa barang atau jasa yang diproduksinya diminati oleh pasar. Berkenaan dengan hal tersebut, penting bagi Sahabat Wirausaha untuk mengetahui berbagai faktor yang dapat mempengaruhi permintaan agregat dalam suatu perekonomian.

  • Suku bunga

Tahukah Sahabat Wirausaha bahwa kenaikan dan penurunan suku bunga dapat mempengaruhi keputusan konsumen dan bisnis dalam membelanjakan uangnya? Ketika suku bunga turun, biaya pinjaman untuk aset seperti rumah, kendaraan, dan peralatan juga menurun. Bagi bisnis, penurunan suku bunga dapat meningkatkan belanja modal. Sebaliknya, apabila suku bunga meningkat, maka biaya pinjaman jadi lebih tinggi, sehingga baik konsumen maupun bisnis akan mengurangi pengeluarannya.

  • Pendapatan dan kekayaan

Permintaan agregat cenderung mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya kekayaan atau tingkat pendapatan. Demikian pula sebaliknya. Bagaimana dengan tabungan? Peningkatan tabungan justru menurunkan permintaan agregat, karena konsumen mengurangi pengeluarannya.

Baca Juga: Tips Mengelola Stok Barang Untuk Kelancaran Arus Kas

  • Prediksi inflasi

Ketika konsumen merasa inflasi akan memicu kenaikan harga barang, mereka berspekulasi dan cenderung melakukan pembelian sekarang, sebelum harga barang benar-benar naik. Hal ini menyebabkan peningkatan permintaan agregat. Namun sebaliknya, apabila konsumen merasa harga barang justru akan mengalami penurunan di masa depan, maka mereka akan bertahan dan tidak melakukan pembelian, sehingga permintaan agregat menurun.


Komponen Aggregate Demand

Dalam lingkup makroekonomi, segala sesuatu yang dibeli di suatu negara sama dengan segala sesuatu dengan yang diproduksi di suatu negara. Sebab itu, permintaan agregat sama dengan PDB. Maka dari itu, komponen permintaan agregat sama dengan komponen PDB, yakni sebagai berikut.

  • Belanja Pemerintah (G)

Komponen ini mengacu pada jumlah keseluruhan pengeluaran pemerintah baik untuk infrastruktur, investasi, peralatan pertahanan militer, fasilitas sektor publik, layanan kesehatan dan pendidikan, maupun kepegawaian pemerintah. Namun perlu diperhatikan bahwa komponen ini tidak mencakup pengeluaran untuk pembayaran transfer, seperti program pensiun, subsidi, dan transfer bantuan ke negara lain yang membutuhkan.

Baca Juga: Meneropong Masa Depan Rantai Pasok Melalui Pemanfaatan Teknologi

  • Konsumsi (C)

Komponen konsumsi merupakan komponen terbesar dari permintaan agregat suatu perekonomian. Komponen ini mengacu pada pengeluaran total individu dan rumah tangga untuk barang dan jasa. Pengeluaran pada komponen ini tergantung pada beberapa faktor, seperti pendapatan disposabel, pendapatan per kapita, utang, ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi masa depan, dan tingkat suku bunga. Penting untuk diperhatikan bahwa konsumsi tidak termasuk pengeluaran untuk struktur tempat tinggal, yang diperhitungkan dalam komponen pengeluaran investasi.

  • Investasi (I)

Pengeluaran investasi mencakup keseluruhan pengeluaran untuk barang modal baru dan jasa seperti mesin, peralatan, perubahan persediaan, investasi dalam struktur non-hunian, dan struktur perumahan. Adapun pengeluaran ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti suku bunga sebagai penentu biaya pinjaman, prediksi kondisi ekonomi di masa depan, dan insentif pemerintah.

Baca Juga: Tren Ekspor-Impor (B2B) Indonesia dalam Era New Normal

  • Ekspor Neto (X – M)

Ekspor neto adalah nilai ekspor dikurangi dengan nilai impor. Ekspor merepresentasi produk yang diproduksi dalam negeri yang dijual ke luar negeri. Sementara impor mengacu pada produk dari luar negeri yang dibeli untuk diedarkan di pasar dalam negeri.

Permintaan agregat mencakup total permintaan barang dan jasa yang diproduksi di dalam negeri. Oleh sebab itu, ekspor menambah permintaan agregat, sedangkan impor justru mengurangi.


Kurva Aggregate Demand

Secara grafis, jumlah agregat barang dan jasa yang diminta akan direpresentasikan pada sumbu X horizontal. Lantas, sumbu Y vertikal merepresentasi tingkat harga keseluruhan dari total barang dan jasa.

Baca Juga: 3 Langkah Pemanfaatan Data Untuk Mengambil Keputusan Bisnis

Seperti kurva pada umumnya, kurva permintaan agregat menggambarkan garis miring ke bawah dari kiri ke kanan. Peningkatan atau penurunan permintaan agregat akan terjadi di sepanjang kurva seiring dengan penurunan dan kenaikan harga barang dan jasa. Tak hanya itu, pergeseran kurva juga dapat terjadi karena adanya perubahan jumlah uang beredar, atau kenaikan dan penurunan tarif pajak.

Sebagai pelaku UKM, penting bagi Sahabat Wirausaha memahami apa itu aggregat demand atau permintaan agregat. Sebab, berapa pun tingkat permintaan pada bisnis yang dijalankan oleh Sahabat Wirausaha saat ini, berkontribusi pada permintaan agregat dalam perekonomian Indonesia. Maka dari itu, dengan memahami apa saja faktor yang mempengaruhi permintaan agregat, Sahabat Wirausaha bisa menerapkan strategi bisnis untuk memaksimalkan permintaan, sehingga dapat memberikan kontribusi yang maksimal pula pada pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.

Sumber:

  1. www.investopedia.com/terms/a/aggregatedemand.asp
  2. https://corporatefinanceinstitute.com/resources/knowledge/economics/aggregate-demand/